Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar |
Selama ini sudah menjadi persepsi umum bahwa tugas seorang guru adalah memberikan materi muatan informasi dan pengetahuan kepada anak didiknya. Di era Modern saat ini metode pembelajaran seperti itu sudah sangat kuno dan tidak efektif lagi. Seringkali dijumpai saat guru mengajar dan menerangkan pelajaran di depan para murid justru asyik dengan kegiatannya sendiri, ada yang bisik-bisik dengan teman sebangkunya, ada yang melamun bahkan ada yang duduk terkantuk-kantuk. Meskipun ada juga yang memang benar-benar mendengarkan. Yang terakhir ini
dipastikan adalah anak-anak yang rajin atau yang duduknya di depan.
dipastikan adalah anak-anak yang rajin atau yang duduknya di depan.
Metode pembelajaran seperti diatas sudah saatnya diubah. Era teknologi dan informasi semakin canggih sehingga arus pengetahuan dapat terserap dari mana saja. Seorang pengajar atau guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan seperti zaman dahulu, ada buku, tokoh masyarakat, internet dan alam sekitar yang bisa menjadi sumber pengetahuan seorang anak. Dalam kegiatan ajar-mengajar sudah saatnya para murid dilibatkan secara langsung, tidak hanya melulu sebagai pendengar saja. Biarkan mereka menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuan yang didapatnya sehingga mereka benar-benar paham dan mengerti tidak hanya lewat teori saja.
Seorang pengajar/guru hanya perlu memberikan pokok materi dan batasan-batasan tertentu dan para muridlah yang menalar dan mengembangkannya. Metode yang dapat digunakan dapat berupa diskusi, tanya jawab, penugasan, ceramah, simulasi, permainan peran dan sebagainya. Dalam metode diskusi misalnya biarkan para sisiwa untuk mencari dan mengolah bahan materi pelajaran kemudian didiskusikan bersama. Pengajar sebagai moderator yang memandu jalannya diskusi. Materi diskusi adalah sub bab pelajaran dengan 2 atau 3 orang siswa yang menjadi narasumbernya. Tiap siswa siberi bagian sub-bab berbeda sehingga mereka bisa bergantian menjadi nara sumber dan audiens. Dengan demikian suasana akan menjadi hidup dan membuat daya fikir siswa semakin responsive.
Metode lain yang efektif adalah dengan belajar dengan metode permainan, bisa berupa permainan peran, permainan tanya jawab dengan skor/nilai bagi atau permainan-permainan yang tentunya tidak melenceng dari sub bab bahasan. Model pembelajaran seperti ini sudah sering saya praktekkan saat belajar bersama anak-anak dampingan saya. terbukti mereka sangat antusias jika diajak belajar sambil bermain. daya tangkap pelajaran juga lebih mudah.
Permainan-permainan bisa diciptakan sendiri oleh pengajar sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia. Sebagai contoh adalah bermain banyak kata dimana alat yang dibutuhkan adalah kertas dan alat tulis (untuk murid) serta papan penilaian untuk pengajar. Cara bermainnya : pengajar menyuruh murid untuk mencatat sebanyak-banyaknya kata yang berhubungan dengan materi pelajaran dalam kurun waktu yang ditentukan (bisa semenit, 2 menit atau 30 detik). Jika waktu habis tidak boleh mencatat lagi, kemudian satu persatu murid dimintai jawabannya dan hasilnya ditulis di papan penilaian. Jika sudah semua sudah selesa membacakan jawabannya bisa dilanjut ke soal berikutnya begitu seterusnya.
Model permainan dalam pembelajaran semacam ini membuat anak terlibat secara langsung tanpa merasa digurui dan membuat mereka berfikir kreatif, cepat dan tanggap. Untuk model-model permainan lainnya akan saya jabarkan di tulisan mendatang.
Jangan lupa tinggalkan komentar dan bagikan jika artikel ini bermanfaat bagi anda dan orang-orang disekitar anda
Tags:
Pendidikan