Jika mendengar namanya Daun Dewa, pasti terkesan wahhh.... dan penasaran dengan bentuknya. Padahal tanpa disadari terkadang yang tidak paham dengan tanaman, pasti menganggap tanaman ini sebagai gulma yang mengganggu. Padahal aslinya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Ada banyak nama lain dari tanaman Daun Dewa di berbagai daerah. Tanaman yang merupakan semak tahunan ini di pantai timur dikenal orang dengan sebutan Setawar Barah, di Jawa Tengah dinamakan Sambung Nyawa atau Ngokilo. Masyarakat Cina menyebutnya dengan nama San Qi Cao.
Berhubung masyarakat Cina akrab dengan Tanaman Daun Dewa, banyak yang menyebutnya Beluntas Cina. Ada juga yang menyebut Samsit sebagai nama lain Daun Dewa. Masyarakat Sumatra lebih mengenal Tanaman Obat Keluarga ini dengan sebutan Daun Dewa.
Ciri Umum Daun Dewa
Daun Dewa merupakan tanaman berjenis semak tegak dengan tinggi sekitar 50 cm. Jenis daunnya tunggal bertangkai, berbentuk bulat telur dan ujungnya lancip. Panjang daunnya sekitar 20 cm, dan lebar sekitar 10 cm. Kedua permukaan daun berwarna putih dan berambut lembut. Bagian bawah daun warnanya terlihat lebih muda daripada bagian atas. Permukaan atas daun berwarna hijau tua, sedangkan bagian bawah berwarna hijau muda.
Daun Dewa memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batangnya. Bunganya berkelopak hijau berbentuk seperti cawan. Benang sarinya berwarna kuning berbentuk jarum. Tanaman ini juga memiliki umbi di bagian bawah dengan diameter kurang lebih 3 cm berwarna ke abu-abuan. Batang Daun Dewa berwarna hijau dengan alur memanjang. Bila agak tua batangnya memiliki cabang yang cukup banyak.
Perawatan Tanaman Daun Dewa
Bagi yang mengetahui mengenai kemanfaatan Daun Dewa bagi kesehatan, mereka menanamnya di pekarangan rumah dan dijadikan sebagai tanaman obat Keluarga. Perkembangbiakan tanaman dapat dilakukan dengan vegetatif melalui umbi rimpang, stek batang dan anakan.
Daun Dewa sebagai tanaman dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1200 dpl. Tanaman ini menyukai tanah gembur, subur dan kaya bahan organik. Tak jarang jika penanganan tidak tepat, Daun Dewa bisa terserang hama dan tidak bisa dinikmati kemanfaatannya. Salah satu hama yang sering menyerang Daun Dewa adalah kutu putih.
Tumbuhan Daun Dewa dirawat dengan cara menyiramnya dengan air secukupnya, dijaga kelembabannya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Tanaman Daun Dewa dapat dipanen setelah mempunyai penampang daun yang lebar berwarna hijau tua dan berbentuk sempurna. Biasanya berusia 2-3 bulan setelah panen. Pengambilan daun harus menggunakan pisau yang telah dibersihkan, jangan sampai dipotek langsung dari tanamannya karena menghambat pertumbuhan selanjutnya.
Untuk panen umbi dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan. Pada umur tersebut umbi sudah siap untuk disemai guna memperbanyak tanaman daun dewa.
Kandungan dan Manfaat
Bahan kimia yang terdapat pada tanaman daun Dewa di antaranya adalah : saponin, steroid, minyak asiri dan flavonoid yang terdapat dalam daunnya. Sifat kimiawi Daun Dewa adalah netral dan mempunyai rasa yang khas.
Efek farmakologis dari Daun Dewa dapat digunakan sebagai Antikolesterol, antipiretik, hipotensif, hipoglikemik dan anti inflamasi. Juga anti koagulan, stimulasi sirkulasi, mencairkan bekuan darah, menghentikan pendarahan, membersihkan racun dan menghilangkan panas.
Bagian daun dari Daun Dewa berkhasiat sebagai :
- Luka terpukul,
- Melancarkan sirkulasi darah,
- Menghentikan perdarahan (seperti batuk darah, muntah darah, mimisan)
- Pembengkakan payudara
- Infeksi kerongkongan
- Tidak datang haid
- Digigit binatang berbisa
- Mengempeskan bisul
- Menurunkan tekanan darah tinggi
- Meluruhkan kencing
- Obat penurun panas
- Obat kencing manis atau diabetes mellitus
- Pembersih racun
- Penghilang bekuan darah (haematom)karena pembengkakan,
- tulang patah (fraktur),
- pendarahan setelah melahirkan.
Demikian postingan mengenai tanaman Daun Dewa dan kemanfaatannya bagi keseahatan, Semoga SobatMuda bisa memanfatkan sebaik-baiknya dan tidak lagi menganggapnya gulma.