Langkah Mengolah Nasi Yang Sudah Menjadi Bubur - Peristiwa nasi sudah menjadi bubur pastilah pernah dialami semua orang. Paribahasa yang bermakna perbuatan yang sudah terlanjur dilakukan dan tidak bisa diperbaiki tersebut sering meninggalkan penyesalan yang mendalam. Namun bagaimanapun juga, penyesalan di akhir tiada berguna. Terpenting setelah semua yang telah terjadi dilakukan penyegaran, jangan sampai terbelenggu masa lalu tanpa bisa fokus menyusun langkah kedepan.
Rasa penyesalan yang terlalu karena nasi yang sudah menjadi bubur dapat menyabotase fisik dan pikiran seseorang. Memang pada beberapa kasus, penyesalan yang begitu besar pada SobatMuda akan terus terkenang dan sulit diabaikan. Tapi bukan berarti hal itu tidak bisa diselesaikan. Sebelum berlarut larut terbuai dengan penyesalan, berikut hal yang bisa dilakukan untuk menata hidup supaya tidak mengulangi kesalahan.
Kenali Sumber Masalah
Rasa penyesalan yang datang bisa jadi karena suatu kesalahan yang diperbuat secara sadar. Bisa disebabkan karena menunda pekerjaan, prasangka buruk, kesalahpahaman maupun hal-hal sepele lainnya. Biasanya hal sepele semacam ini jadi pemantik penyesalan di kemudian hari.
Kalau sudah muncul rasa penyesalan setelah terjadi sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apa hal yang perlu dilakukan, baik itu yang berkaitan dengan memaafkan diri sendiri maupun orang lain. Bagaimanapun juga semua sudah terjadi. Kalau sudah tahu sumber penyesalan, kedepannya tentu tidak akan diulangi lagi.
Meminta maaf
Kalau penyesalan yang terjadi berkaitan dengan kesalahan terhadap orang lain, jangan ragu untuk meminta maaf pada orang itu. Tidak perlu malu atau segan, karena dengan meminta maaf kita jadi kesatria pemberani. Siapa tahu dengan meminta maaf, bubur yang terlanjur di buat bisa dimanfaatkan dengan penambahan bumbu atau gula. Lupakan pikiran bahwa hal ini akan mempermalukan atau dianggap membesar-besarkan masalah. Justru sebaliknya, meminta maaf dapat menyelesaikan masalah.
Jangan Menghakimi Diri Sendiri
Perlu digaris bawahi, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Hanya saja kasusnya mungkin berbeda-beda tiap orang. Ketika sudah sadar bahwa sudah melakukan kesalahan, seringkali kita menghakimi diri sendiri. Merasa tidak pantas dan rendah diri. Itu akan menjadi blunder bagi diri sendiri.
Penyesalan tidak selalu buruk. Penyesalan yang datang dapat menjadi sinyal kalau ada kesalahan yang terjadi. Ini bisa jadi bahan intropeksi dan memaafkan diri sendiri. Meski terasa tidak nyaman, penyesalan menjadi salah cara untuk mengenal lebih baik siapa diri kita. Rasa menyesal membantu memetakan apa yang sebaiknya tidak dilakukan dan apa yang jangan sampai terlewat ke depannya.
Berdamai dengan penyesalan
Bersikap dewasa dan realistis menerima bahwa semua hal yang terjadi tidak 100% sesuai ekspektasi dapat membantu meredam penyesalan. Bagaimanapun juga semua usaha selalu ada risiko kegagalan. Alih-alih berperang dengan penyesalan karena suatu kejadian yang dilakukan, lebih baik berdamai dan menerima semua sebagai Takdir yang harus dijalani.
Berserah pada Tuhan
Jika rasa penyesalan sudah terlampau dalam, berserah pada Tuhan menjadi langkah religius yang mesti dilakukan. Dengan menyerahkan segala sesuatu pada kendali Tuhan dapat membuat kita lebih ikhlas menerima kenyataan yang terjadi.
Alihkan Dengan Hal Yang Menyenangkan
Jika suatu hal sudah terlanjur terjadi dan tidak bisa dikembalikan seperti semula kayak nasi yang sudah menjadi bubur, alangkah bijaknya jika dialihkan ke hal yang menyenangkan. Daripada menyesal yang tak guna coba berfikir secara kreatif dan inovatif. Bosan dengan olahan tempe yang biasa, bisa mengolah tempe dengan berbagai cara unik.
Misalnya jika terlanjur membeli baju yang terlalu kecil atau lengannya kurang panjang, lebih baik dipadu padankan dengan setelan lain sehingga bentuk baju aslinya tidak terlalu ketara. Sedikit jahitan atau improvisasi pada baju dapat membuat tampilan jadi lebih menarik. Atau kalau nasi yang dibuat sudah terlanjur jadi bubur karena sebuah kesalahan, kita bisa mengakalinya dengan membuat bubur ayam yang special bersama kecap, ayam dan bumbu-bumbu lainnya.
Peristiwa yang lalu biarlah berlalu. Tidak perlu larut dalam penyesalan yang berkepanjangan. Hidup tidak berakhir hanya karena kita membuat kesalahan. Dari kesalahan bisa belajar jadi lebih baik di masa depan.