Dalam dunia musik, posisi vokalis bukan sekadar pelantun lirik. Ia adalah wajah dan jiwa dari sebuah band, penghubung emosional antara karya dan penikmat. Maka, ketika sang vokalis memutuskan mundur atau harus digantikan, tak jarang popularitas band pun ikut surut.
Fenomena ini bukan isapan jempol. Sejumlah band ternama Tanah Air pun turut mengalaminya. Begitu vokalis utama hengkang, pamor yang sebelumnya gemilang mulai meredup. Siapa saja mereka? Berikut enam band Indonesia yang kehilangan sorotan setelah ditinggal sang vokalis.
1. Kangen Band: Kembali Bersinar Bersama Vokalis Lama
Band asal Lampung ini pernah jadi idola anak muda lewat lagu “Tentang Kau, Aku dan Dia.” Namun, masalah internal menyusul ketenaran mereka. Andika, sang vokalis, dan Izzy sang keyboardist, terjerat kasus narkoba.
Andika bahkan akhirnya dipecat pada Juli 2012 karena melakukan kerja sama di luar manajemen. Posisinya digantikan oleh Reyhan, tapi sayangnya, pergantian itu tidak mampu mempertahankan kejayaan Kangen Band.
Baru pada tahun 2022, band ini kembali dengan formasi asli, termasuk Andika. Mereka pun mencoba bangkit dan mengulang kesuksesan masa lalu. Tapi ternyata itu masih jauh panggang daripada api.
2. Cokelat: Pasang Surut Setelah Kikan Pergi
Cokelat, band rock yang mencuat lewat lagu “Pergi” tahun 2000, harus kehilangan dua pilar utamanya—Kikan (vokal) dan Ervin (drum)—setelah merilis album kedelapan. Untuk mengisi kekosongan vokal, mereka menggaet Sarah Hadju dari Indonesian Idol, yang sayangnya tak bertahan lama.
Posisi tersebut kemudian diisi Jackline, namun single-single baru Cokelat tidak terdengar gaungnya. Baru pada Agustus 2022, Kikan dan Ervin kembali, membangkitkan harapan akan kebangkitan Cokelat.
3. Kerispatih: Melemah Seiring Perginya Sammy
Nama Kerispatih melejit saat dipimpin oleh Sammy Simorangkir. Namun, karier Sammy terhenti karena kasus narkoba. Ia harus digantikan oleh Fandy Santoso, alumni Indonesian Idol.
Meski sempat merilis album Melekat di Jiwa, sambutan publik tak seantusias era Sammy. Kini, Kerispatih jarang muncul di permukaan dan namanya kian tenggelam di kancah musik nasional. Disisi lain fenomena K-Pop makin merajalela di Indonesia.
4. Naff: Sulit Kembali ke Puncak Tanpa Ady
Pada masa jayanya, Naff dikenal lewat lagu-lagu sendunya. Sayangnya, Ady, sang vokalis utama, memutuskan hengkang pada 2010 untuk meniti karier solo. Arda, juga jebolan Indonesian Idol, dipilih sebagai pengganti.
Meski sempat mencuri perhatian lewat lagu “Dosa Apa,” pesona Naff tak lagi sekuat dulu. Setelah itu, karya mereka tak lagi ramai diperbincangkan.
5. Utopia: Ketika Pia Pergi, Arah Musik pun Kabur
Utopia berjaya bersama Pia sebagai vokalis. Namun, sejak 2010 Pia memilih untuk bersolo karir. Meski band ini masih sempat merilis lagu “Mencintai Sampai Mati” di tahun 2011, Utopia mulai kehilangan arah.
Pia resmi keluar pada 2014, digantikan oleh Novi. Tak lama, Novi pun mundur dan diganti Anna. Namun, Utopia tak kunjung menemukan kembali pamor mereka seperti masa awal kemunculannya.
6. Drive: Sulit Lepas dari Bayang-bayang Anji
Drive menjadi sorotan berkat suara khas Anji, khususnya dalam lagu “Bersama Bintang.” Namun, setelah tiga album, Anji memutuskan hengkang karena konflik internal.
Takaeda menggantikannya dan merilis album Cahaya Terang pada 2011. Namun, pencapaiannya tak sebanding dengan era Anji. Takaeda lalu digantikan Tirta Adilla, yang meski memiliki suara mirip Anji, tak mampu mengangkat nama Drive kembali.
Kesimpulan
Bergantinya vokalis sering menjadi ujian besar bagi keberlangsungan sebuah band. Meski pengganti yang dipilih tak kalah berbakat, publik kerap melekatkan identitas band pada vokalis awal. Maka, kehilangan sosok sentral ini sering kali membuat pamor band menurun drastis.
Namun, beberapa band mencoba bangkit bersama formasi lama. Waktu akan menjawab, apakah mereka mampu menyalakan kembali cahaya yang sempat padam. Gimana nih tanggapan Sobatmuda? Jangan lupa tulis di kolom komentar