Membaca merupakan kegiatan penting dalam mencerdaskan anak. Namun, tidak semua buku cocok untuk semua usia anak. Oleh karena itu, ada yang disebut perjenjangan buku, yaitu aturan yang mengatur konsumsi buku kepada anak sesuai dengan usia mereka. Sebagai seorang penulis, penting bagi kita untuk memahami aturan perjenjangan ini agar bisa memberikan bahan bacaan yang sesuai dan bermanfaat bagi perkembangan anak.
Perjenjangan buku sendiri merupakan pemadupadanan antara buku dan pembaca sasaran, yang didasari oleh tahapan kemampuan si pembaca. Program ini penting karena melihat bahwa hanya sebagian kecil siswa SD yang mampu memahami teks bacaan mereka. Tujuan utama dari perjenjangan buku adalah untuk pemerolehan naskah dan penerbitan buku yang bermutu sesuai dengan pembaca sasaran, serta untuk membantu dalam penyediaan buku yang lebih masif, meningkatkan penggunaan buku, dan sebagai dasar untuk penilaian buku pendidikan.
Perjenjangan Buku Anak
Perjenjangan buku sendiri terbagi menjadi 7 jenjang, yang masing-masing disimbolkan dengan huruf tertentu. Mulai dari jenjang A untuk pembaca dini hingga jenjang E untuk pembaca mahir. Tiap jenjang memiliki patokan usia yang berbeda, sehingga kita bisa menyesuaikan jenis buku yang cocok untuk usia anak kita. Misalnya, jenjang A untuk anak usia 0-7 tahun, jenjang B1-B3 untuk anak usia 6-10 tahun, jenjang C untuk anak usia 10-12 tahun, jenjang D untuk anak usia 13-15 tahun, dan jenjang E untuk anak usia lebih dari 16 tahun.
Dalam konteks jenjang A, anak-anak membutuhkan pendamping saat membaca. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, anak belum mampu membaca sendiri. Maka dari itu, peran pendamping sangat penting sebagai perantara untuk mengenalkan isi buku kepada anak.
Penting bagi Sobatmuda untuk memahami perjenjangan buku ini agar bisa memberikan bahan bacaan yang sesuai dengan usia target pembaca kita. Kita perlu memilih buku-buku yang sesuai dengan jenjang usia anak, serta mengemas cerita dan bahasa sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Dengan begitu, buku cerita yang kita ciptakan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perkembangan anak.
Dalam proses kepenulisan buku cerita anak, penulis buku juga perlu memperhatikan isi cerita, pesan moral yang ingin disampaikan, serta penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkat usia pembaca. Penulis bisa menggunakan tokoh-tokoh yang menarik dan cerita yang sesuai dengan minat anak-anak pada umumnya. Selain itu, penting juga untuk menghindari penggunaan bahasa yang terlalu rumit atau berat untuk usia mereka.
Dengan memahami aturan perjenjangan buku dan menerapkannya dalam karya kita sebagai penulis buku cerita anak, kita dapat memberikan kontribusi positif dalam mencerdaskan anak-anak melalui bahan bacaan yang sesuai dengan perkembangan mereka. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya memilih bahan bacaan yang sesuai dengan usia anak.